Anggota Komisi III DPR RI Rizki Faisal, mengatakan, keberhasilan petugas gabungan BNN dan aparat penegak hukum dalam menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu di perairan Kepulauan Riau, sangat layak diapresiasi.
Namun, keberhasilan tersebut juga perlu menjadi bahan refleksi nasional lantaran lembaga yang menjaga pintu masuk narkoba lintas negara, yakni BNN, terpaksa bekerja dengan sumber daya yang terbatas.
“Saya pernah mengunjungi langsung BNN Provinsi Kepri dalam kunjungan kerja Komisi III. Fakta di lapangan sungguh memprihatinkan, BNN di sana tidak memiliki kapal operasional sendiri,” kata Rizki kepada SinPo.id, Rabu 28 Mei 2025.
“Padahal mereka bertugas mengawasi wilayah laut yang berbatasan langsung dengan tiga negara—Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Wilayah kerjanya sangat luas, mencakup pulau-pulau terluar seperti Natuna dan Anambas, tapi personelnya sangat minim dan dana operasinya pun terbatas,” imbuhnya.
Rizki pun menjelaskan bahwa dengan kondisi seperti itu, pada akhirnya BNN hanya bisa mengandalkan sinergi dengan instansi lain, seperti TNI Angkatan Laut (AL), Bea Cukai, dan Polri, guna menjalankan tugas intelijen, pengawasan, hingga penindakan.
“Itulah sebabnya, keberhasilan penangkapan 2 ton sabu ini adalah cermin nyata bahwa kerja sama lintas sektor, masih menjadi kekuatan utama bangsa ini dalam menghadapi ancaman narkoba. Tapi kita tidak bisa terus bergantung pada kerja sama informal dan heroisme individu. Negara harus hadir secara sistemik,” jelasnya.
Terlebih, kata Rizki, narkoba tidak hanya masuk lewat darat dan udara. Sementara laut kita terlalu luas untuk diawasi sendirian. Sehingga, ia mendorong agaf BNN diberikan alokasi anggaran operasional khusus untuk wilayah perbatasan, yang mencerminkan risiko tinggi dan kebutuhan riil di lapangan.
Kedua, BNN harus diberikan fasilitas penunjang seperti kapal patroli dan alat intelijen laut, minimal di provinsi-provinsi perbatasan strategis seperti Kepri, Kalbar, Kaltara, dan Papua.
Terakhir, pihaknya meminta agar segera dibentuk satuan tugas permanen lintas instansi, yang fokus pada deteksi dini dan patroli laut terhadap jaringan narkotika internasional.
“Sudah saatnya kita berhenti menuntut lembaga seperti BNN untuk berlari kencang, sementara kita biarkan mereka tanpa sepatu. Kalau negara serius mau menang melawan narkoba, mulailah dengan memperkuat garda depannya,” katanya menegaskan.